Senin, 10 Oktober 2016

Tokoh wayang Hanoman



           Hanoman dalam kepercayaan agama Hindu adalah salah satu dewa sekaligus tokoh protagonis dalam wira carita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih , menurut kitab serat padhalangan tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wira carita Ramayana namun dalam pengembangannya tokoh ini juga terkadang muncul dalam cerita Mahabharata sehingga menjadi tokoh antar zaman.

Hanoman versi pewayangan Jawa

           Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh antar zaman , sejak zama Rama sampai zaman Jayabaya. Hanoman adalah anak dari Batara Guru dan Anjani , pada saat Anjani terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa terlanjang ditelaga madirda , suatu ketika Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam , lalu dibuangnya daun tersebut ke telaga. Daun asam itu jatuh dipangkuan anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung . Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari dari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih , sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke khayangan sebagai bidadari. Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu , Lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai dikhayangan , hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya , yaitu Sugriwa, Raja kera gua Kiskenda. Saat itu Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya , yaitu Subali ( paman hanoman lainnya) . Hanoman berhasil bertemu dengan Rama dan Laksmana , sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali dan bersama menyerang negeri Alengka untuk membebaskan Sinta , Istri Rama yang diculik Rahwanan murid Subali. Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka sebagai monyet kecil untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan mencari keberadaan Sinta. Istana Alengka memiliki pertahanan kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia menemukan Sinta di sebuah taman.  Pada awalnya Sinta curiga , namun kecurigaan Sinta hilang saat Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga menjanjikan bala bantuan akan segera datang , dan menyarankan agar Sinta terbang bersamanya ke hadapan Rama. Namun sinta menolak , ia mengharapkan rama datang sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya. Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sinta , sebelum pulang  di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap oleh Indrajit dengan senjata Brahma Astra yang melilit tubuh hanomam dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka karena pada saat ingin dibakar Wibisana membela hanoman agar hukumannya diringankan mengingat Hanoman adalah seorang utusan , Lalu Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor hanoman dibakar. Melihat peristiwa itu Sinta berdoa agar api yang membakar ekor hanoman menjadi sejuk. Karena do’a Sinta kepada Dewa Agni terkabul, api yang membakar ekor hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma Astra yang mengikat dirinya, dengan ekor yang masih menyala – nyala seperti obor. Ia membakar kota Alengka dan kota tersebut menjadi lautan api. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana. Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir Rama hendak memberikan hadiah untuk Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam didalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi bermeditasi dipuncak gunung mendo’akan keselamatan dunia.
          Pada zama Dwapara Yuga , Hanoman bertemu dengan Bima dan Arjuna dari lingkungan keraton Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman , Arjuna menggunakan lambing Hanoman sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha.
Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup , Narada turun mengabulkan permohonannya . yaitu ingin mati , asalkan bisa menyelesaikan tugas terakhir yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astra darma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. ada versi lain khususnya di jawa, bahwa hanoman tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui arti dari tulisan yang terkandung di dalam jimat kalimasada.

Cerita tentang hanoman memiliki banyak versi , ini adalah sedikit campuran dari beberapa versi jawa dan kitab Serat Pedhalangan. Maaf jika masih banyak kekurangan dalam penulisannya , semoga informasi ini bermanfaat.  

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hanoman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar